loading...Dalam Islam ada waktu-waktu yang penuh dengan limpahan berkah Allah Subhanahu wa taala, salah satunya waktu di sahur dan subuh. Foto ilustrasi/ist Dalam Islam disebutkan ada waktu-waktu yang penuh dengan limpahan keberkahan , salah satunya adalah di waktu pagi hari. Kenapa di waktu pagi hari ini berlimpah keberkahan? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut waktu-waktu di mana Allah turunkan banyak keberkahan bagi manusia, yaitu1. Waktu sahurDari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.”HR Bukhari dan MuslimYang dimaksud barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun patut diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya. Baca Juga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang bersabda,يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ”Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” HR Bukhari dan MuslimShalat qiyaumul lail termasuk dalam sebuah keberkahan, seseorang ketika bulan Ramadhan rajin melakukannya namun ketika bulan Ramadhan usai maka tidak melakukannya lagi, bukan hanya shalat malam saja namun amalan-amalan lain yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Karena hal demikian bisa jadi berpotensi jika amalan seseorang tidak ulama mengatakan, diantara tanda diterima kebaikan amal adalah kebaikan sampai amalan-amalan yang telah dilakukan hanya sia-sia bagai debu yang subhanahu wa ta’ala berfirmanوَقَدِمْنَاۤ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَآءً مَّنْثُوْرًا“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.” QS. Al-Furqan 25 Ayat 23Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى“Shalat malam itu 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Apabila kalian khawatir masuk subuh, hendaknya dia shalat satu rakaat sebagai witir dari shalat malam yang telah dia kerjakan.” HR. Bukhari dan Muslim.Zaman sekarang sulit melakukan shalat malam bisa jadi karena maksiat yang dilakukan, sehingga Allaah memalingknnya. Jika masih sulit maka istighfar karena maksiat menjadi penghalang shalat Waktu Subuh
Sungguhbahagianya kita bisa senantiasa menggunakan waktu dan umur kita untuk banyak beramal sesuai dengan bimbingan al-Quran dan as-Sunnah. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tuntunan syariat Islam dalam menghukumi kebiasaan sebagiam manusia yang senang tidur diantara waktu maghrib dan isya.
Ilustrasi sholat isya. Foto; Freepik. Di antara lima sholat fardhu, sholat isya adalah yang memiliki waktu terpanjang. Bahkan, tidak sedikit orang yang menunaikan sholat isya jauh dari awal masyarakat awam yang masih bingung dengan kapan tepatnya batas waktu akhir sholat isya. Oleh karenanya, muncul pertanyaan bolehkah sholat isya jam 3 pagi?Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, umat Muslim sebaiknya mengetahui batas waktu sholat isya yang disetujui para ulama terlebih Waktu Sholat IsyaIlustrasi seorang Muslim menunaikan shalat isya. Foto PixabayBatas waktu sholat isya sendiri menjadi perkara khilafiyah di kalangan ulama fikih. Ahmad Sarwat dalam buku Seri Fiqih Kehidupan 3 Shalat menjelaskan, waktu sholat isya dimulai sejak berakhirnya waktu maghrib hingga fajar shodiq terbit. Secara umum, fajar shodiq adalah cahaya yang menyebar ke seluruh cakrawala sebagai tanda masuknya waktu sholat subuh. Dasar dari ketetapan batas waktu sholat tersebut adalah nash yang menyebutkan setiap waktu sholat memanjang dari berakhirnya waktu sholat sebelumnya hingga waktu sholat selanjutnya. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada batas akhir waktu sholat Abi Qatadah RA mengabarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah tidur itu menjadi tafjrith, namun tafrith itu bagi orang yang belum sholat hingga datang waktu sholat berikutnya.” HR. MuslimBeberapa ulama lainnya berpendapat bahwa batas akhir sholat isya yaitu sepertiga malam. Itu dikarenakan waktu mukhtar untuk sholat isya adalah ba’da maghrib hingga sepertiga malam atau tengah buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam karangan Daeng Naja, waktu mukhtar bisa disebut juga dengan waktu ikhtiyari yang artinya waktu pilihan. Itu merupakan waktu yang dianjurkan untuk menunaikan ibadah hadits yang digunakan sebagai dasar dari pendapat tersebut diriwayatkan oleh Aisyah ra. Dalam hadits itu, Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah menunda sholat isya hingga lewat tengah malam. Kemudian beliau keluar dan melakukan Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya itu adalah waktunya, seandainya aku tidak memberatkan umatku.” HR. MuslimIlustrasi melaksanakan sholat isya. Foto PexelsAhmad Sarwat dalam buku Waktu Shalat menjelaskan, para jumlhur ulama berpendapat, mengakhirkan waktu sholat isya diperbolehkan hanya kepada mereka yang sudah terbiasa bangun untuk menunaikan sholat tahajud. Dengan demikian, setelah menunaikan sholat isya bisa langsung menunaikan sholat malam tersebut. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah dalam hadits yang dikutip dari jurnal Waktu Shalat Perspektif Syari oleh Tamhid Amri, dari Anas bin Malik RA berkata“Rasulullah mengakhirkan sholat isya sampai pertengahan malam. Kemudian beliau sholat.” HR. Bukhari No. 572Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum menunaikan sholat isya jam 3 pagi diperbolehkan. Karena waktu tersebut masih masuk dalam batas waktu sholat isya. Namun, apabila ingin mendapat keutamaan yang lebih besar, lebih baik menunaikan sholat isya di awal waktu yang telah Waktu Sholat IsyaIlustrasi seorang Muslim yang melaksanakan sholat isya. Foto PexelsIsya adalah sebuah nama yang menggambarkan ketika awal langit mulai gelap setelah magrib hingga sepertiga malam yang awal. Sholat isya disebut demikian karena dikerjakan pada waktu awal waktu sholat isya merupakan setelah hilangnya warna kemerah-merahan di langit sebagaimana dijelaskan dalam riwayat hadits berikut"Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wassalam melakukan sholat isya ketika terbenamnya warna kemerah-merahan." HR. Muslim No. 969Dengan demikian, awal waktu sholat isya dimulai sejak syafaq merah hilang hingga sebelum masuk waktu subuh. Syafaq artinya sinar merah matahari setelah terbenam yang menjadi tanda pergantian waktu sholat magrib dan Mengakhirkan Sholat IsyaIlustrasi melaksanakan sholat isya di akhir waktu. Foto PexelsDalam pelaksanaannya, umat Muslim disunnahkan untuk mengakhirkan sholat isya. Jika ada pilihan untuk mengerjakan sholat isya di awal waktu atau pada sepertiga malam pertama, didahulukan melakukan sholat isya pada sepertiga malam menunda pelaksanaan sholat isya tersebut berlaku bagi orang yang bisa berjamaah di akhir sholat isya atau orang yang terkena udzur tidak bisa hadir berjamaah di awal waktu, maupun wanita yang sholat sendirian di rumah. Namun, jika pilihannya adalah sholat isya di awal waktu berjamaah di masjid atau pada sepertiga malam pertama tapi tidak berjamaah, maka yang lebih utama adalah berjamaah meski di awal waktu. Rasulullah bersabda"Jika sekiranya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka untuk mengakhirkan sholat isya hingga sepertiga malam atau setengahnya." HR. At-Tirmidzi No. 167 dan Ibnu Majah No. 691Akan tetapi, hal tersebut tidak selalu dikerjakan Rasulullah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang lain"Terkadang Nabi menyegerakan Shalat isya dan terkadang juga mengakhirkannya. Jika mereka telah terlihat terkumpul maka segerakanlah dan jika terlihat lambat datang ke masjid." HR. Bukhari No. 560 dan Muslim No. 233Dimakruhkan Tidur Sebelum Sholat Isya dan Berbicara yang Tidak Perlu Setelahnya Ilustrasi seorang Muslim yang menunggu waktu isya sambil membaca doa. Foto PexelsDi sisi lain, dimakruhkan bagi umat Muslim untuk tidur sebelum sholat isya dan berbicara yang tidak perlu setelahnya. Hal ini berdasarkan riwayat hadits berikut“Nabi membenci tidur sebelum sholat isya dan melakukan pembicaraan yang tidak berguna setelahnya." HR. Bukhari No. 568 dan Muslim No. 237."Dalam Islam, makruh artinya adalah segala perbuatan yang jika dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan berpahala. Karenanya, perbuatan yang hukumnya makruh lebih dianjurkan untuk ditinggalkan, seperti sholat sebelum isya dan mengobrol yang tidak berguna sholat isya jam 3 pagi?Kapan awal waktu sholat isya?Apakah boleh mengakhirkan sholat isya?
Otomatismenyalakan murottal 15 menit sebelum waktu adzan, dan waktu bisa disetting sesuai kebutuhan. Alat sudah diisi dengan 114 surat dalam Al-Quran. Sehingga pembacaan murottal akan berurutan / bergantian sesuai urutan murottal dari 1 - 114. Jika sudah pada surat ke-114 (surat An-Nas), maka urutan kembali ke surat ke-1 (Al-Fatihah). Otomatis
Home Tips Sabtu, 25 September 2021 - 2115 WIBloading... Apabila dalam perjalanan, umat muslim diberi kemudahan untuk menjamak sholat fardhu yaitu Zhuhur dengan Ashar atau Maghrib dengan Isya. Foto ilustrasi/ist A A A Cara menjamak sholat Maghrib dan Isya perlu diketahui kaum muslimin berikut bacaan niatnya. Adapun dalil menjamak sholat fardhu diterangkan dalam hadis shahih berikutDari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu berkata "Apabila dalam perjalanan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjamak sholat Zhuhur dengan Ashar serta Maghrib dengan Isya." HR Al-Bukhari dan MuslimJamak artinya mengumpulkan, sedangkan menurut istilah adalah mengumpulkan dua shalat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu dan dikerjakan secara berturut-turut. Misalnya, sholat Zhuhur dengan Ashar pada waktu sholat Zhuhur. Atau sholat Maghrib dan Isya pada waktu Maghrib atau Mengerjakan Sholat Jamak Maghrib dan Isya Salah satu syarat dalam mengerjakan sholat jamak adalah ketika seseorang dalam perjalanan jauh musafir. Sholat Jamak terbagi dua yaitu1. Jamak Taqdim yaitu mengumpulkan dua sholat fardhu untuk dikerjakan bersama-sama pada waktu awal atau waktu sholat yang pertama. Misalnya Zhuhur dengan Ashar dikerjakan pada waktu Zhuhur. Atau Maghrib dengan Isya dikerjakan di waktu Maghrib. 2. Jamak Ta'khir yaitu mengumpulkan dua shalat fardhu dikerjakan bersama-sama pada waktu akhir atau sholat yang kedua. Misalnya, Zhuhur dengan Ashar dikerjakan pada waktu Ashar, Maghrib dengan Isya dikerjakan pada waktu Cara Jamak Taqdim Maghrib dan Isya1. Ketika tiba waktu sholat Maghrib, kita memulai sholat Maghrib 3 rakaat dengan berniat Jamak Taqdim dengan Isya. 2. Usai Sholat Maghrib langsung dilanjutkan mengerjakan sholat Isya 4 rakaat dengan niat menjamaknya dengan Maghrib. 3. Jika niatnya qashar meringkas, maka Sholat Isya dikerjakan 2 rakaat saja. Baca Juga rhs qashar dan jama salat menjamak sholat cara menjamak sholat maghrib dan isya berikut bacaan niatnya cara menjamak sholat niat sholat jamak Artikel Terkini More 23 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu
Waktuawal-awal sholat diwajibkan, seluruh sholat hanya berjumlah dua raka'at. Kecuali sholat maghrib; jumlahnya tiga raka'at. Baru setelah beliau hijrah ke kota Madinah, ada penambahan raka'at menjadi empat raka'at (yakni Dhuhur, Ashar, Isya yang tadinya 2 raka'at menjadi 4 raka'at).
Agama Agustus 15, 2021 Pada hakikatnya Allah menciptakan waktu untuk manusia agar bersyukur. Tentu ungkapan syukur tersebut tergantung kadar iman seseorang. Ada yang bersyukur dengan selalu shalat berjamaah pada shalat fardu, ada yang istiqamah shalat sunnah rawatib, ada yang mendawamkan berpuasa sunnah, dan ada yang menjaga waktu-waktu dengan zikir-zikir. Namun ada satu waktu yang terpendek yang mempunyai keberkahan yang luar biasa yaitu waktu ba’da shalat Maghrib ke Isya. Para salafuna shalih biasa menyebutnya bainal Isyaa’in. Shalat sunnah pada waktu tersebut disebut shalat sunnah al-Awwabin. Bagi orang-orang yang memahami hakikat bainal Isyaa’ain, mereka melakukan itikaf di masjid atau mushala dengan melakukan baca Al-Quran, Shalat Awabin, dan membaca zikir-zikir. Rasulullah berasabda, “Barangsiapa yang beritikaf pada dirinya antara waktu setelah Maghrib dan Isya di masjid jami’, ia tidak berbicara melainkan ia shalat sunnah atau membaca Al-Quran maka dapat dipastikan Allah akan membangunkan dua istana untuknya. Jarak setiap seorang diantara keduanya yaitu seratus tahun.” Melihat pernyataan Rasulullah di atas menggambarkan ia sayang kepada umat-nya yang notabene dengan sedikit amal shalih akan tetapi mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad tercatat ia melakukan shalat sunnah awabin setelah shalat Maghrib yaitu empat puluh rakaat. Tentu hal ini memotivasi generasi setelahnya, namun Nabi Muhammad pernah bersabda, “Barangsiapa yang shalat sunnah 20 Rakaat antara Isyaa’in antara ba’da shalat Maghrib dan Isya maka Allah akan membangunkan satu rumah di dalam surga.” Namun jika hal tersebut tidak mampu maka Rasulullah memberikan alternatif, “Barangsiapa yang shalat sunnah ba’da Maghrib enam rakaat tanpa ia berbicara yang buruk pada setiap salamnya dua rakaat maka ganjaran untuknya sama dengan ibadah 12 tahun.” Namun surah-surah apa yang dibaca setelah membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaatnya pada shalat al-Awabin tersebut. Siti Aisyah pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang shalat antara Maghrib dan Isya 20 Rakaat dan ia membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat lalu melanjutkan dengan surat yang dihafalnya maka Allah akan menjaga keluarganya, hartanya, agamanya, dunianya, dan akhiratnya.” Adapun Sayyidina Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah telah bersabda, “Barangsiapa yang shalat sunnah diantara waktu Maghrib dan Isya 20 rakaat lalu ia membaca pada setiap rakaat pada setiap rakaat surat Al-Fatihah lalu membaca Ayat Kursi lalu surat Al-Ikhlas tiga kali maka Allah akan menjaganya pada enam hal pada dirinya, agamanya, keluarganya, hartanya, dunianya, dan akhiratnya.”
. 168 175 94 257 479 8 236 123